Alamat

Pondok Manggis Kincir Air, Bojong Baru Kec. Bojong Gede Kab. Bogor Jawa Barat, 16320, Telp. +62-21 49116747 , +62-813 14004943 ,+62-858 88321521,
E-Mail: tholabulilmi49@yahoo.com Face Book : Nurul Ilmi

Kamis, 23 Oktober 2014

Dekat dengan Al-Qur'an

dakwatuna.com - “Bacalah Al-Quran, karena sesungguhnya pada hari kiamat ia akan datang memberi syafaat pada pembacanya.” (HR. Muslim) Al-Quran diturunkan oleh Allah sebagai pedoman hidup manusia. Tidak ada keraguan sedikitpun yang di dalamnya terdapat solusi dari setiap permasalahan di dalam hidup ini. Ketika kita mengkaji dan mempelajari Al-Quran lebih dalam, maka bersiaplah untuk takjub. Takjub ketika menemukan sebuah solusi dari permasalahan yang sekian lama berusaha untuk diselesaikan, ternyata telah Allah turunkan kunci penyelesaiannya sejak dahulu, 1400-an tahun yang lalu. Lalu sebagai seorang Muslim yang meyakini kebenaran Al-Quran, bagaimanakah kedekatan kita dengan Kitab tersebut? Sudah sejauh mana kita dekat dengan Kitab pedoman solusi hidup ini? Membaca Al-Quran akan menjadi sebuah nikmat tersendiri serta dapat menjadi pelipur ketika sedang sedih. Sebaliknya, jika hati ini menjadi tidak hidup ketika membaca atau mendengarkan lantunan indah ayat Al-Quran, maka kondisi iman kita patut dipertanyakan. Belum lagi ketika kita jarang “bercengkerama” dengan Al-Quran, dengan berbagai alasan, “Gak sempat… Gak ada waktu”. Lagi-lagi kondisi iman kita patut dipertanyakan. Lalu bagaimana agar diri ini senantiasa selalu dekat dengan Al-Quran? Bagaimana cara agar hati ini semakin mencintai Quran? Pertama, bersama Al-Quran seintensif mungkin. Waktu bersama Al-Quran itu harus “DEFINITIF”. Sama seperti kita menentukan waktu makan dan waktu tidur. Misalkan, menetapkan waktu khusus bersama Al-Quran saat ba’da Maghrib sampai Isya, setelah Shalat Subuh, atau waktu antara Qiyamullail dengan adzan Subuh, sehingga saat-saat “bercengkerama” dengannya akan menjadi lebih intensif. Bukannya membaca Al-Quran hanya “KALAU SEMPAT”. Jika seperti ini prinsip kita, maka bagaimana mau dekat dengan Al-Quran, menyisihkan membacanya minimal 30 menit perhari saja kita tak berkenan? Kedua, sering-sering untuk merenung dan berpikir akan ayat-ayat Al-Quran. Menghayati dan memaknai isi dari ayat-ayat Al-Quran adalah hal yang sangat penting, sebab dengan memahaminya kita akan semakin merasakan keindahan Al-Quran. Bukankah Allah memang menyuruh hamba-Nya berpikir tentang ayat-ayat-Nya. “Afalaa Tatafakkaruun” Ketiga, selalu kembali kepada Al-Quran atas setiap permasalahan yang dihadapi. Hal ini dilakukan agar “koneksi” untuk selalu terhubung dengan Allah tetap terjaga. Satu hal yang harus kita ingat bahwa setan sangat pandai memanfaatkan kondisi manusia saat bersedih untuk membawa manusia ke dalam lembah-lembah keburukan. Nah, seharusnya dengan Al-Quran itulah manusia mencari solusi atas kesedihan yang dirasakannya. Sebab jika bukan mencari solusi di Al-Quran atau dengan membersamai Allah, maka hawa nafsu setanlah yang akan mengambil alih kendali. Dekat dengan Al-Quran akan menciptakan sebuah kebahagiaan yang tak terukur nilainya. Semakin dekat kita dengan Al-Quran, maka hakikatnya semakin dekat pula kita dengan Sang Penciptanya. Oleh karena itu, membiasakan diri untuk bersamanya mulai dari mendengarkan lantunan ayat demi ayat, membacanya dengan penuh penghayatan, hingga mempelajari isi kandungan tiap ayat, akan menjadikan diri ini semakin dengan dengan-Nya. Dan bersiaplah mendapatkan hidup yang lebih membahagiakan dan penuh berkah jika kita senantiasa dekat dengan Al-Quran. Semoga kita termasuk ke dalam golongan hamba-Nya yang mendapat syafaat di hari kiamat karena kedekatan dan kecintaan kita kepada Al-Quran. Aamiin. Sumber: http://www.dakwatuna.com/2014/10/23/58813/dekat-dengan-al-quran/#ixzz3GyppaOKJ Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Selasa, 21 Oktober 2014

Hidup Bahagia dan Berkah Tanpa Penyakit Hati,...

Judul Buku: Hidup Bahagia dan Berkah Tanpa Penyakit Hati Penulis: Husain Suitaatmadja Penerbit: P.T Elex Media Komputindo Tahun: 2014 Tebal: 190 + xviii halaman ISBN: 978-602-02-3949-1 dakwatuna.com – Desain cover berupa pemandangan sejuknya hamparan sawah yang luas, seolah menggambarkan isi dari buku ini yang mampu memberi kesejukan bagi pembacanya. Betapa definisi bahagia masih terus dicari banyak orang, sehingga selalu menarik untuk dijadikan bahan tulisan. Termasuk tema yang ditawarkan buku ini, bercerita tentang apa itu bahagia, dan bagaimana cara meraih bahagia. Bahagia adalah kata sifatnya sedang kata bendanya yaitu kebahagiaan . Dalam konsep bahagia kebanyakan orang, kebahagiaan bersifat temporal, karena bergantung dari sesuatu yang berada di luar manusia (eksternal), seperti kesuksesan, kekayaan, kedudukan tinggi, kesempurnaan fisik dan masih banyak lagi. Konsep bahagia seperti ini seringnya tidak permanen, karena bersumber dari luar manusia, saat sumbernya berkurang atau hilang, maka bahagianya pun ikut hilang lalu timbul stress (halaman 19). Dalam konsep bahagia menurut syariat Islam, kebahagiaan tidak melulu bergantung dari faktor eksternal manusia, namun bersifat internal karena sumbernya berasal dari keimanan dalam diri , dan konsep bahagia seperti ini cenderung bersifat permanen (halaman 30). Kaya hati adalah kekuasaan setiap manusia dalam mengelola hati. Demi meraih hati yang kaya, sebagai cikal bakal kebahagiaan hakiki manusia, maka diperlukan ketaatan dan kedisiplinannya dalam menjaga dan memeliharanya agar hati selalu sehat (halaman 41). Berkah atau keberkahan menjadi salah satu komponen penting mencapai bahagia yang hakiki (halaman 45). Mengapa berkah harus diraih ? karena berkah mampu meningkatkan kenikmatan karunia yang ada. Saat karunia yang diraih dibungkus keberkahan, maka kebahagiaan yang dirasakan akan terasa lebih permanen. Berkah tidak selalu berhubungan dengan banyak atau sedikitnya karunia, namun berhubungan dengan menjadi makin dekat atau tidaknya kita kepada Allah akibat dari karunia yang sudah berhasil kita dapatkan itu (halaman 47). Penulis bercerita juga tentang “Gerakan Hidup Berkah” dengan nilai-nilai utama yang disingkat AHLI SORGA (AHLI = Add Value, High Performer, Learn-grow-fun, integraty commiter, SORGA = Syar’ie,Optimis Visionary, Respect Others, Go Extra miles, Abundance-grateful), di mana dengan program tersebut bukan saja membuat bahagia yang diraih menjadi terasa lebih permanen, namun membuat muslimin yang mengamalkannya menjadi pribadi-pribadi yang unggul dan bersemangat meraih sukses tanpa merasa takut gagal (halaman 63). Kunci sukses meraih bahagia yang hakiki yaitu saat seseorang mampu merawat hatinya supaya senantiasa sehat, dalam buku ini, penulis bercerita tentang beberapa penyakit hati yang harus dihindari. Empat penyakit hati yang umum dimiliki seseorang sehingga sanggup mencuri kebahagiaan yang ada, disingkat menjadi AIDS (Angkuh, Iri hati, Dengki, dan Sombong), (halaman 73). Selain 4 jenis penyakit hati itu, dibahas juga 50 jenis lebih penyakit hati lainnya. Setelah merunut jenis-jenis penyakit hati, penulis juga memaparkan solusi penyembuhannya, di antaranya dengan 5 cara, seperti lagu yang dipopulerkan oleh penyanyi Opick yaitu berjudul “Tombo Ati” terdiri dari membaca Al-Quran dan maknanya, mendirikan shalat malam, berkumpul dengan orang-orang shalih, memperbanyak berpuasa, memperpanjang dzikir malam (halaman 124). Penulis juga memaparkan amalan Nabi Muhammad SAW dalam menghindari semua penyakit hati yaitu menjaga wudhu, tahajud, shalat berjamaah, tadabbur Al-Quran, shalat dhuha, puasa sunnah, sedekah (halaman 129). Selain mencontoh amalan Nabi Muhammad, penulis juga merunut sejumlah majelis pengajian yang banyak membantu memelihara kebersihan hati, yaitu manajemen qalbu Aa Gym, wisata hati Yusuf Mansur, Majelis dzikir Arifin Ilham, majelis jejak nabi Salim A Fillah, Fanpage sucikan hati dari penyakit hati. Pada bagian akhir buku ini penulis mengajak pembaca untuk berkontemplasi, memaknai kembali tentang pentingnya meraih keberkahan hidup supaya tercapai kebahagiaan yang hakiki, di mana semua itu hanya bisa didapat dari sukses tidaknya seseorang dalam menjaga hati. Sebuah buku yang layak dibaca, karena dengan hidup bahagia dan berkah tanpa penyakit hati, maka kebahagiaan hakiki lebih mudah diraih. Sumber: http://www.dakwatuna.com/2014/10/21/58713/hidup-bahagia-dan-berkah-tanpa-penyakit-hati/#ixzz3GpdCTY5b Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook